Judul Yang Tak Lagi Dipikirkan
DALAM PERSIMPANGAN PEPERANGAN ?
DUNIA sekarang ini telah dilanda kemarau
budaya yang panjang. Dimana manusia jaman sekarang memilih mengakreditasi
dirinya sendiri dengan standar atau indicator – indicator yang tidak sesuai
dengan “nama” dan pertanyaan “siapa sebenarnya saya?”. Telah ada pergeseran
paradigma dalam kehidupan kita. Pengembangan diri dalihnya, dan kini semua
bersandiwara. Wajah – wajah budaya terkikis menipis seiring jam didinding
bertolak, saat organ – organ budaya digrogoti semut modernisasi serta
dianggapnya hal yang kuno, disitulah gejolak terjadi. Style – style masuk dan
hadir sebagai icon peradaban baru dimulai.
Kata perubahan, modernisasi menghijrahkan
kebiasaan – kebiasaan lamamenjadi hal yang harus ditinggalkan. Dilukiskan bahwa
seorang manusia yang bernama budaya sudah tak lagi berbicara walau hanya
sepatah kata (tunawicara) disandangnya.
80% manusia modern yang lahir di zaman ini
menistakan hakikatnya, anak – anak tak lagi mengenal bahasa ibunya. Something
is funny. Kita tak lagi menyenangi ubi, malah keju yang disantap, tapi ada
positifnya juga,”ha,ha,ha,ha,”. Bahasa nasional kita pun ikut – ikutan
mengadopsi bahasa “orang”.
Disetiap daerah memiliki bahasa ibu masing
– masing sebagai alat interaksi namun kenyataannya sekarang kita sendiri yang
membunuh dan menelanjangi harga diri serta jiwa yang sejatinya hanya milik
kita.
Aroma peperangan dibalik selimut menikam
jantung yang sebenernya tak lagi berdebar, dan merasukinya kembali untuk
membangunkan, lalu mendebarkan jantung yang tak lagi sama, tergambar ketika
wajah - wajah berinteraksi dalam
kepalsuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar