Jumat, 15 Februari 2013

hasil spekolisasi di ternate



Ternate memilliki masyarakat peradabannya sendiri yang di percaya merupakan penduduk asli. Manusia ternate berasal dari zaman primitive, prasejarah. Masyarakat menciptakan system bertahan hidup secara otodidak yang berarti dan bisa dikatakan adalah proses trial-eror dengan teknik dan teknologi yang sangat sederhana. Manusia yang hiduppun memakai ruangan alam seperti goa sebagai hunian. Sistem tempat tinggal goa di pakai sejak 35000 tahun SM. Alat berburu, Pakaian, sampai tempat tinggal sangat sederhana melambangkan pola pikir mereka (hidup dari alam).
Perubahan paradigma terjadi ketika ada sentuhan dunia luar. Pertukaran informasi antara manusia menjadi latar belakang masalah dan alasan. Sentuhan dunia luar membawa banyak perkembangan menyangkut teknologi dan seks. Seks melahirkan keturunan yang bercampur. Seks juga menjadi factor generasi lokal dan lokalan (ras campuran). Seks membuat suatu cerita tersendiri dalam sejarah.
Perkembangan budaya secara umum di Maluku utara cukup di pelihara. Mayarakat di Maluku utara mayoritas beragama islam. Islam telah hadir sejak abad ke 7 dan eksis ketika abad 13 s/d 15 sehingga  islam di kenal oleh masyarakat ternate sebagai cikal bakal peradabannya. Seni budaya di Maluku utara juga banyak di pengaruhi oleh unsur – unsur islam.
Namun waktu kian berjalan kebudayaan dan kesenian tradisional Maluku utara mengalami perdebatan dingin dengan budaya asing yang dibawa oleh kaum colonial (zaman penjajahan). Tradisi itu dianggap tidak sejalan dengan tradisi masyarakat yang mempunyai sisi keislaman. Budaya ronggeng dan dansa adalah budaya yang hadir dari buah zaman penjajahan. ronggeng dan dansa merasuk cepat ke dalam perkembangan generasi muda sebagai penggati peradaban baru ala budaya barat. Transisi dan transformasi budayapun harus terjadi.
kearifan lokal menjadi sesuatu yang di KUNOkan, sebagian pihak menganggap budaya itu harus diperbaharui. Pada dasarnya budaya ialah jati diri dari suatu masyarakat, yang sejatinya budaya melambangkan cara berpikir manusia.
kata tradisional kini menjadi hal yang mesti dirubah. kontenporer dan modern menjadi tujuan arah perubahan. satu pertanyaan mendasar. apa itu modern ? mengapa modern ?   
generasi muda adalah harapan leluhur penerus nilai keasrian budaya. Dan, pemerintah wadah pengharapan kebudayaan, daerah diwajibkan menjaga, merawat, mengekspresikan jiwa tradisional, serta nilai kebudayaan, kearifan lokal.
Sangat disayangkan kepada mereka yang dahulu memikirkan bagaimana cara mendidik kita generasi sekarang lewat budaya selaku alat pendidikan sosial maupun religi, malah sekarang kita melupakan menganggap hanya sebuah icon masa lampau, yang di bingkai pita fatamorgana, sehingga saat kita ingin mengenalnya “ia” hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar